SIMPULAN HASIL RISET FLORA-FAUNA PEREM JAMBI
FLORA JAMBI MENGANDUNG 60 TAXA. LI (1995) MENYIMPULKAN ADANYA KESAMAAN DARI 24 SPESIES FLORA JAMBI DENGAN FLORA DI CHINA BAGIAN BARAT LAUT
INTERPRETASI KONDISI IKLIM MASA LALU BERDASARKAN JENIS FLORA JAMBI SANGAT BERMANFAAT DALAM REKONSTRUKSI TEORI TEKTONIK LEMPENG.
BARBER & CROM (2003) SEPAKAT TENTANG KEHADIRAN TIGA BLOK MIKRO KONTINEN DALAM MODEL TEKTONIK SUMATERA YAITU BLOK SUMATERA BARAT, BLOK SIBUMASU DAN BLOK MALAYSIA TIMUR. BERBAGAI SINGKAPAN BATUAN BATUAN TUA DI JAMBI TERMASUK BLOK SUMATERA BARAT.
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR: 63/PRT/1993
TENTANG
GARIS SEMPADAN DAN SUNGAI, DAERAH MANFAAT SUNGAI, DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DAN BEKAS SUNGAI
Pasal 7
(1) Penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di luar kawasan perkotaan diperkotaan didasarkan pada kriteria:
• Sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai seluas 500 (lima ratus) km2 atau lebih;
• Sungai kecil yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai seluas kurang dari 500 (lima ratus) km2.
(2) Penetapan garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan pada sungai besar dilakukan ruas per ruas dengan mempertimbangkan luas daerah pengaliran sungai pada ruas yang bersangkutan.
(3) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan pada sungai besar ditetapkan sekurang-kurangnya 100 (seratus) m, sedangkan pada sungai kecil sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) m dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
Beberapa Peraturan Perundangan yang Mengatur Konservasi Alam (Dari sekitar 137 peraturan yang telah diterbitkan)
No | PERATURAN | PERIHAL | OBJEK |
1 | UU No. 5 Tahun 19967 | Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan | Biodiversity |
2 | UU No. 5 Tahun 1990 | Konservasi Sumber daya Alam Hayati dan Ekosistemnya | Biodiversity |
3 | UU N0. 24 Tahun 1992 | Penataan Ruang | |
4 | UU No, 5 Tahun 1994 | Pengesahan Konvensi PBB Mengenai Keanekaragaman Hayati | Biodiversity |
5 | UU No. 23 Tahun 1997 | Pengelolaan Lingkungan Hidup | Biodiversity |
6 | UU No. 26 Tahun 2007 | Tata Ruang Nasional | Bio-Geodiversity |
7 | PP No. 15 Tahun 1984 | Pengelolaan SDA Hayati di Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia | Biodiversity |
8 | PP No. 28 Tahun 1985 | Perlindungan Hutan | Biodiversity |
9 | PP No. 18 Tahun 1994 | Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam | Biodiversity |
10 | PP No. 62 Tahun 1998 | Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang Kehutanan kepada Daerah | Biodiversity |
11 | PP No. 68 Tahun 1998 | Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam | Biodiversity |
12 | PP No. 26 Tahun 2008 | Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional | Bio-Geodiversity |
12 | Keppres No.43 Tahun 1978 | Pengesahan Konvensi PBB tentang CITES | Biodiversity |
13 | Keppres No. 32 Tahun 1990 | Pengelolaan Kawasan Lindung | Biodiversity |
14 | Keppres No. 33 Tahun | Pengelolaan Kawasan Ekosistem Leuser | Biodiversity |
15 | SK Menteri Pertanian No. 01/KPTS/Um/1/1975 | Pembinaan Kelestarian Kekayaan yang Terdapat Dalam Sumber Perikanan Indonesia | Biodiversity |
16 | SKB Mentamben-Menhut No. 969.K/05/M.PE/1989 – 429/Kpts-II/1989 | Pedoman Pengaturan Pelaksanaan Usaha Pertambangan dan Energi dalam Kawasan Hutan | Biodiversity |
17 | SK Menteri ESDM No. 1456/KPTS/Mem/2000 | Pengelolaan Kawasan Kars | Geodiversity |
0 komentar:
Post a Comment